Untuk menyelesaikan tugas ilmu
sosial dasar yang mengangkat tema tentang Konflik yang terjadi pada diri
seorang remaja, saya sebagai salah seorang remaja akan menyampaikan beberapa
pendapat.
Kita hidup untuk tumbuh dewasa baik
dalam segi usia maupun cara berfikir. Untuk mencapai suatu tingkat kedewasaan
diri tersebut, kita akan melewati beberapa pertentangan (konflik) dan gejolak
sosial baik dari diri sendiri ataupun lingkungan sekitar.
Dalam proses menuju kedewasaan, kehidupan
seorang remaja khususnya kehidupan saya tidak dapat dipungkiri cukup banyak
terjadi konflik. Salah satu contoh yang sering di temukan adalah perselisihan
pendapat dengan orang lain khusunya orang tua. Hal tersebut juga terjadi dalam
kehidupan saya.
Saya sangat bersyukur dilahirkan
dari keluarga kecil yang sederhana dalam segi materi namun berlebih dalam segi
perhatian dan kasih sayang. Seperti orang tua pada umumnya, orang tua saya
sangat memperhatikan aktifitas, dan lingkungan saya. Mereka selalu mengingatkan
hal-hal yang dapat membuat saya lebih mengerti dan memahami benar dan salah di
setiap waktunya.
Orang tua saya memberikan kebebasan
kepada saya untuk menentukan segala sasuatu yang saya inginkan namun tetap pada
batasan-batasan tertentu. Pada kehidupan saya terdapat cukup banyak batasan
(aturan) yang diterapkan dikehidupan dalam keluarga saya. Salah satu faktor
penyebabnya adalah karena saya seorang wanita, jadi orang tua saya sangat
berhati-hati dalam menjaga, merawat, dan membentuk jati diri saya agar kelak
dapat menjadi wanita dewasa yang lebih baik.
Seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya, konflik yang sering terjadi dalam kehidupan saya yaitu perselisihan
pendapat dengan orang tua. Contohnya; Suatu ketika idola saya yaitu Francesc
Fabregas Soler datang ke Indonesia dalam suatu acara. Saya sangat ingin bertemu
dengan nya, namun orang tua saya melarang saya datang kesana. Sebagai seorang
remaja yang idola nya sulit ditemui secara langsung atau tidak hanya terbatas pada
layar televisi ataupun media social saya sangat kecewa dengan sikap orang tua
saya. Namun seiring waktu dan tingkatan pola pikir saya menjadi mengerti
mengapa pada saat itu saya dilarang untuk pergi. Kekhawatiran mereka cukup
beralasan, mungkin karena pada saat itu usia saya masih 15tahun jadi mereka
cukup cemas untuk melepas saya pergi ke luar kota tanpa didampingi mereka. Hal
lain yang menyebabkan timbulnya rasa cemas orang tua saya juga karena kepadatan
yang akan terjadi di lokasi itu akan membahayakan seorang remaja.
Dari contoh konflik batin yang saya alami, saya dapat menarik kesimpulan bahwa setiap orang tua selalu mengambil keputusan secara bijak tidak semena-mena walaupun terkadang keputusannya itu menimbulkan kekecewaan terhadap pribadi anaknya yang secara tidak langsung menghasilkan konflik pada diri anak yang kemauannya ditentang itu. Solusi yang tepat menurut saya, dengan memperbanyak komunikasi dan memberitahukan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi namun dengan cara perlahan dan menggunakan bahasa yang dimengerti anak seusianya tanpa bermaksud mengecewakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
tutur kata cermin pribadi cerdas ^^