Jumat, 08 November 2013

Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Proses Pendewasaan Diri




PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PROSES AKTUALISASI DIRI

        Untuk melengkapi tugas Ilmu Sosial Dasar,pada postingan kali ini saya akan menjelaskan tentang “Pengaruh Pola Asuh yang Diterapkan Orang Tua terhadap Proses Aktualisasi Diri Anak”.

Pendahuluan
Keluarga khusunya orang tua merupakan pendidikan yang pertama dalam membentuk kepribadian seorang anak. Cara pola asuh dan kebiasaan yang sering dilakukan akan tercermin pada kepribadian anak itu sendiri. Keluarga atau orang tua memberikan pengalaman kepada anak dalam bidang kehidupan, sehingga anak memiliki informasi yang banyak yang digunakan sebagai alat untuk berfikir dan juga dengan memberikan kesempatan kepada anak untuk mewujudkan ide gagasannya, menghargai ide gagasan tersebut, memuaskan rasa keingin tahuan anak.

Pengalaman atau pemberian kesempatan tersebut sudah tentu membutuhkan perhatian orang tua. Dengan demikian orang tua harus memahami sehingga tidak terjadi kesalahan dalam menilai anak. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa akhir atau menuju ambang dewasa. Dalam peningkatannya menuju masa dewasa tersebut. Anak merupakan pertumbuhan dan perkembangan yang menuju tugas-tugas perkembangan remaja.
Sebagaimana di kemukakan Hurlock (dalam Asrori,2003:13), adalah sebagai berikut: 
¤  Berusaha mampu menerima keadaan fisiknya 
¤ Berusaha mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok  yang berlainan jenis 
¤    Berusaha mencapai kemandirian emosional dan kemandirian ekonomi 
¤ Berusaha mengembangkan konsep dan keterampilan-keterampilan intelektual yang   diperlukan untuk melakukan peran sebagai anggota masyarakat 
¤  Berusaha memahami dan menginternalisasikan nilai-nilai orang dewasa dan orang tua  
¤  Berusaha mengembangkan perilaku tanggung jawab sosial yang diperlukan untuk memasuki dunia dewasa


     Ö   Peran Orang Tua dalam Keluarga
Orang tua merupakan lingkungan pertama yang dikenal seseorang sejak kelahirannya, di dalam keluarga anak memulai proses sosialisasi. Kehidupan sosial anak dalam keluarga kelak akan dibawanya pada kehidupan yang lebih luas, yaitu masyarakat.
  •         Menurut, ST. Vembrianto (1990:56) ;
“Keluarga merupakan sekelompok sosial yang sangat besar pengaruhnya terhadap
Sosialisasi,perkembangan dan proses pendewasaan anak”
  •      Menurut, Singgih D. Gunarsa (1993:98);
“Keluarga adalah kelompok sosial yang bersifat abadi dikukuhkan dalam hubungan nikah
yang memberikan penagaruh keturunan dan lingkungan”.
Peran aktif orang tua terhadap tumbuh kembang dan proses menuju kedewasaan anak dapat dilihat dari pendidikan yang diberikan oleh anaknya. Setiap orang tua ingin melihat sosok buah hatinya menjadi sehat, cerdas dan kreatif. Sebagai orang tentunya dapat mengerti dan memahami dunia anaknya. “Penting untuk diketahui bahwa seorang orang tua adalah pendidik pertama yang menanamkan dasar bagi perkembangan jiwa anak” (Tadjab, 1992:45).
Ö   Komunikasi
Komunikasi berasal dari bahasa latin, yaitu Communicare, artinya memberitahukan atau mengumumkan, kata ini kemudian berkembang dalam bahasa inggris menjadi Communication yang artinya adalah pertukaran informasi, konsep, ide, perasaan, dan lain-lain antara dua orang atau lebih.
Komunikasi antara guru dengan siswa adalah proses pemberian interaksi yang dilakukan secara face to face relationship (hubungan empat mata) yang dilakukan dengan
wawancara antara guru dengan siswa .
menurut Ted J. McLaughlin (1994:21) mengatakan komunikasi adalah: “Communication is the mutual interchange of ideas by any effective means”. Yang artinya “komunikasi adalah
saling menukar ide-ide dengan cara apa saja yang efektif”.
       Orang tua harus dapat menjalin komunikasi dengan sang anak, karena komunikasi merupakan hal utama yang dapat memantau langsung perkembangan dan proses kedewasaan anak tersebut secara signifikan.

       Ö   Peran rang tua sebagai sumber informasi utama
Orang tua sebaiknya adalah orang pertama yang menjadi tempat anak untuk bertanya mengenai hal-hal yang berkaitan dengan proses menuju kedewasaan. Orang tua harus siap menerima bahwa anak telah melewati masa kanak-kanak, dan saat ini sudah memasuki masa puber, selanjutnya siap memasuki gerbang masa kedewasaan. Siapkan diri dengan informasi mengenai masalah-masalah yang berkaitan dengan proses menuju kedewasaan yang diperlukan oleh anak. Informasi bisa diberikan dengan cara menceritakan ke anak pengalaman-pengalaman pribadi dan membelikan bukubuku bacaan yang bermanfaat untuk anak tersebut.
Ö   Peran Orang tua dalam memberi pendidikan nilai agama dan moral
Sangat penting bagi anak remaja untuk memiliki benteng pertahanan berupa nilai/moral sebagai kontrol diri yang diperlukan bagi kehidupannya. Dengan begitu, anak dapat menahan diri untuk tidak terjerumus melakukan hal-hal yang tidak baik karena sudah mengetahui norma dan batasan dalam bergaul, juga mengetahui efek buruknya, baik dinilai dari segi kesehatan maupun rohani. Penanaman nilai-nilai agama yang kuat disertai juga beragam nilai-nilai moral dan norma yang berlaku di masyarakat diharapkan akan mampu menjadi benteng utama pertahanan anak terhadap berbagai macam pengaruh buruk dari luar, kapan dan dimana pun ia berada meskipun tidak berada di dekat orang tuanya.
Ö   Komunikasi yang efektif antara orang tua dan anak
Biasanya kebanyakan orang tua memiliki rasa khawatir dengan perkembangan anak remaja, terutama bila melihat perkembangan jaman saat ini. Jagalah komunikasi dengan anak remaja agar selalu harmonis sehingga ia terarah dengan baik. Komunikasi harus dilakukan dua arah, bukan sebagai orang tua, hanya memberi perintah dan nasihat saja. Tapi berikanlah kesempatan bagi anak untuk mengemukakan pendapat dan menyampaikan pertanyaan berkaitan dengan hal-hal yang ingin diketahuinya.
Pada usia puber, anak remaja cenderung memilih untuk mencurahkan isi hatinya dengan teman sebaya dibandingkan dengan orang tua mereka sendiri. Sebagai orang tua ada kalanya perlu bersikap tegas kepada anak dan ada kalanya juga perlu bersikap seperti sahabat bagi anak dengan menjadi pendengar yang baik ketika anak menyampaikan masalahnya. Cobalah untuk memahami isi hati dan perasaan anak dengan cara banyak meluangkan waktu bersama anak. Pembicaraan bisa dilakukan dengan cara yang menyenangkan dan terkesan santai. Orang tua harus peka terhadap isu sensitif yang sedang dihadapi anak.
Yang terpenting adalah anak remaja menyerap dengan baik pesan penting berupa nilai dan norma kehidupan yang diperlukan anak agar ia siap menghadapi tantangan di kehidupannya. Bila orang tua mau terbuka dengan anak membicarakan apa saja, maka ketika anak merasa bingung dan butuh teman bicara, ia akan berpaling ke orang tua untuk mendapatkan arahan, bukan ke tempat-tempat lainnya yang belum tentu bisa memberikan pengaruh baik ke anak.

       Ö   Memberikan Pilihan dan Dukungan pada Anak
Sebaiknya orang tua tidak mendikte anak mengenai apa yang harus dilakukan dalam hidupnya. Tugas orang tua memang bertanggung jawab dalam mendidik anak-anaknya sebaik mungkin. Tapi dengan mengatakan apa yang harus mereka lakukan maka orang tua akan mengambil kesempatan anak untuk tumbuh berkembang menjadi pribadi yang tangguh, matang, percaya diri dan dewasa dalam berpikir.

       Ö     Memberi Anak Privasi atau Keleluasaan Pribadi
Ada beberapa orang tua yang bersikap terlalu protektif terhadap anak remaja mereka misalnya yang suka menggeledah kamar anak karena anak lebih suka menyendiri atau menutup diri di kamar. Tindakan seperti memata-matai anak akan menyebabkan anak merasa orang tua tidak menaruh kepercayaan kepadanya.
Tentu sebagai orang tua perlu menetapkan batasan bagi anak untuk mencegahnya melakukan hal-hal yang tidak baik. Ingat bahwa orang tua adalah orang dewasa, orang tua yang memiliki kendali terhadap situasi yang terjadi tapi jangan lupakan hak anak juga untuk mendapatkan privasi

Berdasarkan data penelitian dari berbagai sumber referensi cukup memberikan gambaran bahwa secara umum interaksi dan komunikasi orang tua terhadap anak serta bagaimana orang tua memperlakukan anaknya dalam menuju kedewasaan memberikan pengaruh terhadap sikap remaja yang jika berkelanjutan akan berkembang menjadi karakter yang terbentuk pada diri anak.

Daftar Pustaka

Al-Istanbuli, Mahmud Mahdi. (2002). Mendidik Anak Nakal. Bandung: Pustaka.
Ahmad & Santoso. (1996). Perilaku Menyimpang Remaja, Bandung: Alfabeta
Baumrind, (1997). Pemahaman dan Penanggulangan Remaja, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti
Berlo, D. 1960. The Process of Communication, An Intoduction to Thoery and
Practice. New York: Holt, Rienehart, and Winston, Inc.
Winkel, WS, (1997). Bimbingan dan Konseling, Jakarta: Gramedia
Widjaja, A. W. (1993). Komunikasi, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, Jakarta : Bumi Aksara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

tutur kata cermin pribadi cerdas ^^