Senin, 31 Maret 2014

Cemburu berdampak Memburu


TEMPO.CO , Jakarta: Kasus pembunuhan Ade Sara cukup cepat terkuak. Polisi hanya membutuhkan waktu lima hari untuk membekuk pelaku pembunuhan, Ahmad Hafitd dan Assyifa. Ini beberapa hal tersebut:
1. Melayat korban
Tidak tahu apa alasan Ahmad Hafitd pada 10 Maret 2014 melayat Ade Sara di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat. Hafitd seperti terlalu percaya diri tidak akan ditangkap. Memasang status turut berduka di Twitter dan Path mungkin dianggap cukup menutupi aksi bersama kekasihnya, Assyifa. (Baca: Diduga Bunuh Ade Sara, Pasangan Ini Bercuit Sebelum Ditangkap)
Hafitd tidak tahu ketika ia melayat, Polresta Kota Bekasi sudah mendapatkan informasi Hafitd pernah mau mencelakai Ade Sara. Setelah mendapat informasi dari ibunda Sara, polisi meminta bantuan agar Hafitd jangan pergi dahulu. Hafitd ketika itu datang dan pura-pura membaur. Polisi tambah curiga setelah Hafitd terlihat tidak bisa menjawab penyebab tangannya terdapat luka bekas gigitan. »Jawabannya awalnya tidak meyakinkan,” kata Juru Bicara Kapolda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto. Belum berpengalamanya Hafitd terlihat juga dengan mudahnya polisi menangkap Assyifa. Tidak sampai satu jam Assyifa ditangkap di kampusnya. (Baca: Akibat Tanda Luka Gigitan Ade Sara..)
2. Banyak Saksi Mata
Rentetan aksi dua sejoli Hafitd-Assyifa semakin terbongkar setelah beberapa orang mengakui melihat keduanya ketika Ade Sara dibunuh. Saat Ade Sara sudah dalam kondisi terbunuh, mobil Kia Visto mogok di dekat apartemen ITC Kemayoran, Jakarta Pusat. Hafitd kemudian meminta bantuan sopir taksi untuk mengecas aki. Namun tidak lama mobil kembali mogok, kali ini Hafitd meminta bantuan temanya, Nuredy untuk membawa aki. Bahkan Nuredy sempat menanyakan siapa sosok yang ada di dalam mobil. Hafitd menjawab di dalam mobil ada mayat. Nuredy bisa saja waktu itu menganggap pelaku becanda namun ia sudah menjadi saksi rentetan aksi dua sejoli itu. (Baca: 5 Saksi Kasus Pembunuhan Ade Sara Diperiksa)
Satu saksi lagi adalah teman Ade Sara. Saksi ini tidak diketahui oleh para pelaku. Sebelum bertemu dengan pasangan pembunuh, Ade Sara sempat berkomunikasi dengan Nadia Amanda Pritami, teman les Bahasa Jerman di Geothe Institute. Nadia mengatakan dirinya menghubungi Sara. "Aku lagi di stasiun Gondangdia tungguin teman aku, bukan teman deng, ceweknya teman aku," ucap Nadia menirukan pesan Sara. (Baca:Penuturan Nadia, Saksi Kunci Pembunuhan Ade Sara)
3. Barang Bukti
Kedua pasangan pembunuh itu membuang barang bukti seperti tisu dan dompet korban setelah membuang korban di Tol Bintara Bekasi Barat. Barang bukti yang penting seperti alat strum untuk menyiksa korban ditemukan polisi di parit depan rumah pelaku. Begitu juga dengan sepatu, ID card mahasiswa, dan buku tabungan milik korban. (baca: Hafitd Sebar Barang Ade Sara di Jalan  dan 21 Jam Bagi Tugas, Hafitd-Assyifa Siksa Ade Sara)
EVAN | PDAT | Sumber Diolah Tempo

Tanggapan

Menurut Wong (2009) “Walaupun orangtua tetap memberi pengaruh utama dalam sebagian besar kehidupan, bagi sebagian besar remaja, TEMAN SEBAYA DIANGGAP LEBIH BERPERAN PENTING ketika masa remaja dibanding masa kanak-kanak. Kelompok teman sebaya memberikan dukungan yang kuat pada remaja, secara individu dan secara berkelompok memberikan remaja PERASAAN MEMILIKI PERASAAN KEKUATAN DAN KEKUASAAN.”

Kemudian, “Pada masa remaja hubungan dengan anggota lawan jenis merupakan hal baru yang pentingJenis dan  tingkat keseriusan hubungan lawan jenis bervariasi. Tahap awal hubungan biasanya tidak memiliki komitmen, sangat bebas bergerak, dan jarang dicirikan dengan kedekatan romantis yang dalam. Perasaan tertarik menjadi pelekatan yang kuat terhadap seseorang.”

Kutipan ini diambil dari buku yang diciptakan oleh Donna L Wong, yang berkebangsaan barat. Namun, pada dasarnya remaja sendiri yang bisa mengatur membuat prinsip sepenting apa hubungan dengan lawan jenis itu. Jadikan hubungan lawan jenis sebagai hubungan yang normal, dan pertemanan yang bermafaat, jangan cenderung pada kisah cinta monyet yang entah kemana ujungnya.

Tapi faktanya? Indonesia sangat terpengaruh dengan budaya barat, bahkan tanpa berpikir panjang, memprioritaskan masalah ‘hati’ yang tanpa maksud dan karena hal sepele, bisa menimbulkan perasaan ingin membunuh, berencana membunuh, atau bahkan menewaskan oranglain.

Perasaan menyukai lawan jenis memang didera pada para remaja umumnya. Merasa sangat istimewa karena ada seseorang yang memperhatikan, yang care, sehingga tak jarang hal itu menjadi berlebihan. Merasa ingin memiliki seutuhnya, padahal tak ada ikatan apapun selain ikatan yang tak sah. Ketika perasaan ‘memiliki’ itu mencapai puncak, dan saat itu si pasangan pergi atau hubungan putus, hal itu menyebabkan buta hati.

Menurut saya, banyak faktor yang menjadi dasar para remaja melakukan hal nekad ini diantaranya:
  1.       Kondisi kejiwaan yang masih labil
  2.    Kurangnya perhatian orangtua
  3.    Pergaulan yang salah
  4.    Pengaruh media, Film atau Internet yang disalah gunakan.


Hierarki Maslow.
sumber:http://banjarkuumaibungasnya.blogspot.com
Dari teori Hierarki Maslow dapat saya simpulkan bahwa ada 5 pokok kebutuhan manusia dalam hidup yang dibuat secara piramid. Kebutuhan itu adalah..
1. Kebutuhan fisiologis (rasa lapar, rasa haus, dan sebagainya)
2. Kebutuhan rasa aman (merasa aman dan terlindung, jauh dari bahaya)
3. Kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memiliki (berafiliasi dengan orang lain, diterima, memiliki)
4. Kebutuhan akan penghargaan (berprestasi, berkompetensi, dan mendapatkan dukungan serta pengakuan)
5. Kebutuhan aktualisasi diri (kebutuhan kognitif: mengetahui, memahami, dan menjelajahi; kebutuhan estetik: keserasian, keteraturan, dan keindahan; kebutuhan aktualisasi diri: mendapatkan kepuasan diri dan menyadari potensinya)

Menurut saya dalam kasus Ade Sara ini, yang paling mencolok adalah kebutuhan nomor 3, yakni kebutuhan akan rasa cinta dan saling memiliki.

Teori ke 3 Kebutuhan Cinta, sayang dan kepemilikan
Ketika kebutuhan untuk keselamatan dan kesejahteraan fisiologis puas, kelas berikutnya kebutuhan untuk cinta, sayang dan kepemilikan dapat muncul. Maslow menyatakan “bahwa orang mencari untuk mengatasi perasaan kesepian dan keterasingan. Ini melibatkan kedua dan menerima cinta, kasih sayang dan memberikan rasa memiliki.”

Menurut saya, mungkin para remaja lupa bahwa ada hal yang lebih bermakna dari apapun ada banyak tahapan kebutuhan Maslow yang perlu mereka jajaki dan pahami. Mereka lupa dan lalai dengan menyalahgunakan tahap 3 teori tersebut, bahwa perasaan kasih sayang dan cinta adalah perasaan yang Universal dan sesungguhnya bisa di sulap menjadi hal yang lebih baik, menghasilkan dan berprestasi. Bagaimana jika perasaan cinta itu kita ubah menjadi perasaan kasih sayang sesama yang saling mendukung dan mendorong pada kebaikan. Jangan jadikan kata ‘cinta’ yang suci menjadi bantalan mu membuat keonaran yang  merugikan bahkan menghilangkan nyawa sesama.

Seharusnya remaja pada zaman modern ini sadar dan yakin apa yang seharusnya kami lakukan dan tindakan apa yang harus diambil dalam hidup, banyak role model yang bisa dipelajari mulai dari yang paling buruk sampai yang paling baik. terserah dan pilihan yang menjadikan “BAGAIMANA” kamu kelak.


Bagaimana dengan pengendalian dirimu? Kamu butuh aktualisasi diri? Aktualisasi diri apa yang ingin ditunjukan remaja? remaja diatas hanya menjadikan diri mereka dan wajah mereka tercoreng dengan tindakan tak beradab. Maka, bagaimana menyikapi dan mengolah tindakan agar lebih santun? Ayo sinkronkan hatimu dengan fikiran. Hatimu pasti memiliki bagian putih yang patut kamu dengarkan sebelum melakukan tindakan. Pikirkan lagi, apa yang akan terjadi dan sikap apa yang akan kamu dapat dari oranglain jika kamu melakukan hal yang merugikan itu? ayo remaja Indonesia! Masa depanmu masih panjang, mari jadi manfaat, mari sinkronkan hati dengan fikiranmu!