Senin, 13 Januari 2014

Konflik Batin Seorang Remaja

            Untuk menyelesaikan tugas ilmu sosial dasar yang mengangkat tema tentang Konflik yang terjadi pada diri seorang remaja, saya sebagai salah seorang remaja akan menyampaikan beberapa pendapat.

            Kita hidup untuk tumbuh dewasa baik dalam segi usia maupun cara berfikir. Untuk mencapai suatu tingkat kedewasaan diri tersebut, kita akan melewati beberapa pertentangan (konflik) dan gejolak sosial baik dari diri sendiri ataupun lingkungan sekitar.

            Dalam proses menuju kedewasaan, kehidupan seorang remaja khususnya kehidupan saya tidak dapat dipungkiri cukup banyak terjadi konflik. Salah satu contoh yang sering di temukan adalah perselisihan pendapat dengan orang lain khusunya orang tua. Hal tersebut juga terjadi dalam kehidupan saya.

            Saya sangat bersyukur dilahirkan dari keluarga kecil yang sederhana dalam segi materi namun berlebih dalam segi perhatian dan kasih sayang. Seperti orang tua pada umumnya, orang tua saya sangat memperhatikan aktifitas, dan lingkungan saya. Mereka selalu mengingatkan hal-hal yang dapat membuat saya lebih mengerti dan memahami benar dan salah di setiap waktunya.

            Orang tua saya memberikan kebebasan kepada saya untuk menentukan segala sasuatu yang saya inginkan namun tetap pada batasan-batasan tertentu. Pada kehidupan saya terdapat cukup banyak batasan (aturan) yang diterapkan dikehidupan dalam keluarga saya. Salah satu faktor penyebabnya adalah karena saya seorang wanita, jadi orang tua saya sangat berhati-hati dalam menjaga, merawat, dan membentuk jati diri saya agar kelak dapat menjadi wanita dewasa yang lebih baik.


            Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, konflik yang sering terjadi dalam kehidupan saya yaitu perselisihan pendapat dengan orang tua. Contohnya; Suatu ketika idola saya yaitu Francesc Fabregas Soler datang ke Indonesia dalam suatu acara. Saya sangat ingin bertemu dengan nya, namun orang tua saya melarang saya datang kesana. Sebagai seorang remaja yang idola nya sulit ditemui secara langsung atau tidak hanya terbatas pada layar televisi ataupun media social saya sangat kecewa dengan sikap orang tua saya. Namun seiring waktu dan tingkatan pola pikir saya menjadi mengerti mengapa pada saat itu saya dilarang untuk pergi. Kekhawatiran mereka cukup beralasan, mungkin karena pada saat itu usia saya masih 15tahun jadi mereka cukup cemas untuk melepas saya pergi ke luar kota tanpa didampingi mereka. Hal lain yang menyebabkan timbulnya rasa cemas orang tua saya juga karena kepadatan yang akan terjadi di lokasi itu akan membahayakan seorang remaja. 
     
            Dari contoh konflik batin yang saya alami, saya dapat menarik kesimpulan bahwa setiap orang tua selalu mengambil keputusan secara bijak tidak semena-mena walaupun terkadang keputusannya itu menimbulkan kekecewaan terhadap pribadi anaknya yang secara tidak langsung menghasilkan konflik pada diri anak yang kemauannya ditentang itu. Solusi yang tepat menurut saya, dengan memperbanyak komunikasi dan memberitahukan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi namun dengan cara perlahan dan menggunakan bahasa yang dimengerti anak seusianya tanpa bermaksud mengecewakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

tutur kata cermin pribadi cerdas ^^